Irawan Ghair: Lewat Kampus Mengajar, Kami Lebih Mencintai Profesi Kami sebagai Pendidik

Wed, 05/04/2023

Irawan Ghair dari Prodi PGSD merupakan salah seorang mahasiswa Universitas Adzkia yang pernah mengikuti program Kampus Mengajar, bagian dari kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang dicanangkan Kemendikbud. Ia merupakan peserta MBKM angkatan II pada tahun 2021 lalu.

Kampus Mengajar merupakan program yang dihelat oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Anwar Makarim untuk mengajak mahasiswa di seluruh Indonesia menjadi guru dan mengajar siswa Sekolah Dasar (SD) di wilayah 3T.

Selasa, (4/4/2023), Irawan membagikan pengalamannya selama mengikuti MBKM. Selama sekitar empat bulan, ia ditempatkan di sebuah SD di Lunang, kecamatan di ujung selatan Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatra Barat.

Lunang merupakan kawasan transmigrasi. Di sana, terdapat lahan sawit milik PT Incasi Raya yang mengundang banyak pekerja datang. Mereka menetap dan berkeluarga di sana. 

"Namun, Lunang masih tergolong daerah 3T. Tidak banyak yang didapatkan anak-anak selama di sekolah. Sekolah di sana masih butuh perhatian dari kita, terutama selaku pemuda," ujar Irawan.

Ia berkisah, banyak siswa di sana yang sepulang sekolah harus ikut bekerja membantu orang tua di kebun sawit. Keadaan demikian menantang Irawan untuk menciptakan program pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa.

"Salah satu program yang kami galang adalah Jejak Literasi yang bertujuan untuk menjadikan literasi sebagai budaya siswa di sana," tuturnya.

Dalam menjalankan program tersebut, Irawan dan rekannya membuka semacam kamp berisi berbagai buku bacaan untuk siswa yang dapat mereka baca sepulang sekolah. 

"Tugas pendidik tidak hanya sekedar memberikan pelajaran, tetapi juga menciptakan generasi berikutnya yang dapat memperhatikan dan memajukan pendidikan di Indonesia. Kami sebagai pemuda harus memiliki peran dan kesadaran untuk berkontribusi dalam menangani masalah pendidikan yang belum merata di Indonesia," imbuh Irawan.

Ia dan rekannya juga menekankan pentingnya pemerataan perkembangan teknologi di dunia pendidikan sebab masih banyak siswa yang belum melek teknologi.

Selama mengikuti program Kampus Mengajar, Irwan mengaku banyak pengalaman berharga yang ia dapatkan

"Kami melihat masyarakat di lokasi penempatan kami menjunjung tinggi toleransi. Di sana, terdapat berbagai etnis, bukan hanya Minang, tapi juga ada etnis lain seperti Batak. Begitu pula agama," terang Irwan.

"Yang terpenting dari semua itu, dengan mengikuti Kampus Mengajar, kami lebh mencintai profesi kami sendiri, yakni sebagai pendidik," tandasnya.

Koordinator MBKM Universitas Adzkia Dr. Hendrizal, M.Pd. menyebut total ada 46 mahasiswa Universitas Adzkia yang telah mengikuti program Kampus Mengajar.

Dari lima kali pelaksanaan Kampus Mengajar, mahasiswa Universitas Adzkia ikut dalam tiga angkatan, yakni angkatan II, III, dan IV. Jumlah peserta pada setiap angkatan berbeda-beda, yaitu 25 orang pada angkatan I, 12 orang pada angkatan III, dan 9 orang pada angkatan IV.

“Kami apresiasi mahasiswa kami yang mengikuti program Kampus Mengajar. Mereka telah berkontribusi dalam mencerdaskan anak bangsa,” kata Dr. Hendrizal, M.Pd.

Developed by Smart Campus Copyright 2024 Universitas Adzkia