Ronal Rifandi: Literasi Numerasi Bukan Hanya Soal Membaca Angka
Mahasiswa Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) didorong kreatif dalam proses pembelajaran matematika agar peserta didik mampu bernalar dan menggunakan matematika untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari.
Hal itu disampaikan oleh Ronal Rifandi, S.Pd., M.Sc. saat memberikan materi Literasi Numerasi di depan puluhan mahasiswa Prodi PGSD Universitas Adzkia di Aula Lantai 4 pada Rabu (7/12/2022).
"Matematika yang diajarkan di sekolah harusnya bukan konsep dan teori semata, tapi alat memecahkan masalah kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, peserta didik benar-benar merasa manfaat atau perlu belajar matematika," ujar dia.
Menurut Ronal Rifandi, S.Pd., M.Sc., tugas berat mahasiswa PGSD sebagai calon pendidik adalah menjadikan anak jatuh cinta pada matematika.
"Saat ini, anak-anak melihat matematika sesuatu yang ditakutkan. Masih kita temukan anak anak menghafal perkalian, tapi tidak mengetahui makna di balik perkalian tersebut," imbuhnya
Untuk itu, lanjut dia, calon pendidik nantinya harus mengasah kemampuan literasi numerasi peserta didik. Literasi numerasi bukan hanya soal membaca angka-angka, tapi soal bagaimana matematika digunakan dalam memecahkan masalah.
Ronal Rifandi, S.Pd., M.Sc. menyoroti masih rendahnya skor PISA siswa Indonesia terkait numerasi yang di bawah rata-rata negara dunia.
"Hasil PISA 2018, Indonesia peringkat ke-73 dari 80 negara. PISA bukan soal peringkat semata, tapi digunakan untuk mengukur keberhasilan kurikulum dan metode pembelajaran suatu negara. Artinya ada yang salah dengan negara kita," beber dia.
Berangkat dari masalah tersebut, Ronal Rifandi, S.Pd., M.Sc. dalam akhir materinya memberikan beberapa saran bagi mahasiswa PGSD yang nantinya berkarier sebagai pendidik.
"Pembelajaran harus berbasis masalah. Berilah soal cerita. Gabungkan angka dan kata dalam percakapan serta terapkan konsep matematika dalam berbagai kegiatan," tutup dia. [rls]